Top! Primitive Monkey Noose kembali Mengguncang Siring Laut Kotabaru

Band Primitive monkey noose hibur masyarakat di Kotabaru. Foto istimewa.

 

ADAINFO, KOTABARU – Perfoma band bernama Primitive Monkey Noose asal Batulicin, Tanah Bumbu, Kalsel kembali bikin heboh warga Bumi Saijaan Kotabaru.

Band satu ini unjuk gigi turut memeriahkan malam parade budaya yang menampilkan beragam suku dari berbagai daerah di Kalsel, belum lama tadi.

Menariknya, pihak kementerian, para pejabat hingga ribuan warga sontak terpukau akan penampilan band yang membawakan sebanyak tujuh lagu.

Kolaborasi musik panting dengan band ala rock yang dikemas kekinian menambah suasana pecah hingga pengunjung rela mendekat berdesakan dan ramai bergoyang ria.

Bahkan salah satu penggemar musik band, Sari, mengaku beruntung dan senang bisa menyaksikan penampilan band asal Bumi Bersujud itu.

Menurutnya, penampilan group band Primitive Monkey Noose cukup memukau. Mengguncang panggung Siring Laut dan membuat membuat pengunjung larut dan sangat menikmati setiap lagu yang dibawakan.

“Intinya seru, dan memukau. Kami sangat terhibur tadi malam. Semuanya personelnya ramah. Sukses terus buat Bang Richy dan tim. Semoga bisa perfoma lagi di Kotabaru nanti,” harap Sari sumringah.

Sementara Richy Petroza mengaku bangga bisa turut hadir dan menghibur warga Saijaan dalam agenda rutin alias rangkaian Festival Budaya Saijaan (FBS).

Richy bilang band Primitive Monkey Noose sudah yang ke dua kalinya manggung di Kotabaru setalah sukses di destinasi wisata puncak Mamake.

Terlebih, band yang didirikan lima tahun lalu itu sudah pernah manggung di sela salah satu even di ibu kota Jakarta.

“Jadi, intinya kami ada ini ingin melestarikan salah satu musik khas kita yakni Panting dan kami kolaborasikan dengan band punk rock,” ujar Richy dijumpai Adainfo.net sesaat menjelang perfoma.

Sebelum beranjak ke panggung, Richy juga berharap generasi Kotabaru juga bisa kreatif. Apalagi di Kotabaru sendiri cukup banyak bibit pemain musik yang potensial.

“Jadi, ayo generasi Kotabaru semangat dan makin kreatif sehingga bisa bikin bangga orang tua, dan daerah lewat musik seperti ini,” kata Richy mengajak.

Sebagai tambahan, malam parade budaya 2025 di Siring Laut Saijaan menghadirkan penampilan sembilan etnis yang memukau ribuan warga.

Agenda tahunan ini menampilkan perfoma beragam diantaranya suku Bajau, Banjar, Dayak, Bugis, Tionghoa, Batak, Jawa, Bali, dan Mandar. Semuanya berbusana adat, musik tradisional, hingga tarian khas. (duki).