Cerita Lengkap Lima Situs Kebudayaan Kotabaru yang terus Dilestarikan

Makam raja Pulaulaut di kecamatan Pulaulaut Sigam, merupakan salah satu situs budaya yang dilestarikan Pemkab Kotabaru. Foto by adainfo.net

 

ADAINFO, KOTABARU – Pemerintah Daerah (Pemda) Kotabaru terus berupaya maksimal melestarikan situs budaya bersejarah.

Bahkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kotabaru mencatat sebanyak lima situs yang menjadi atensi, hingga menempatkan petugas untuk merawatnya.

Kepala Bidang Kebudayaan pada Disdikbud Kotabaru H Eddy Cahyono mengatakan sebanyak lima situs kebudayaan bersejarah di Kotabaru yang menjadi perhatian agar tetap lestari.

“Ada lima situs kebudayaan di daerah kita yang masih terpelihara dengan baik, dan sejak tahun 2023 lalu telah ditempatkan petugas perawatan dengan insentif Rp500 ribu perbulan,” ujar Eddy, Jumat (26/1) sore.

Menurutnya hal tersebut dilakukan agar situs-situs tersebut tetap bersih dan membuat nyaman para peziarah yang datang dari berbagai daerah.

Eddy bilang, lima situs kebudayaan tersebut ialah makam pecah empat berlokasi di Desa Sampanahan, Kecamatan Sampanahan.

Konon situs ini merupakan makam seorang wali Allah yang berpecah empat yakni kepala, badan, tangan dan kaki yang dimakamkan secara terpisah.

Selanjutnya ialah makam raja Pulau Laut di Pulau Laut Sigam. Ini merupakan makam-makam raja Pulau Laut yang berlokasi di Jalan Berangas Desa Sigam.

Itu mulai raja yang pertama bernama Pangeran Jaya Sumitra sampai dengan raja yang terakhir yakni Pangeran Abdul Rahman.

Selanjutnya ialah makam ratu intan yang terletak di Desa Bakau, Kecamatan Pamukan Utara. Ini merupakan makam putri Sultan Banjar yaitu Ratu Intan yang berkuasa di Bakau Pamukan Utara.

Kala itu, Ratu Intan ini disebut menderita lumpuh. Beliau diutus oleh Sultan Banjar ke Bakau dalam rangka memenuhi permintaan Suku Dayak di sana (Bakau) agar ditempatkan seorang penguasa untuk menghalau para perampok dan bajak laut.

Situs selanjutnya ialah makam Pangeran Agung di Desa Bangkalaan Melayu di Kecamatan Kelumpang Hulu. Situs ini merupakan makam menjadi tujuan religi yang terletak di tepi sungai Bangkalaan Melayu.

Pangeran Agung ini juga merupakan keturunan raja-raja Tanah Bumbu.

Situs yang terakhir ialah makam Sayed Pandan yang berada di Desa Sampanahan, Kecamatan Sampanahan dan banyak peziarah ke situs ini.

“Hingga kini situs-situs itu tetap terpelihara dengan baik, dan dikunjungi para para peziarah,” terang Eddy mengakhiri. (MI)